Skip to main content

Memahami Gaya Belajar Anak - Day 7

Tinggal di negara dengan mayoritas Islam membuat anak lebih terbiasa dengan kebiasaan yang sedikit banyak terpengaruh dengan kondisi lingkungan yang ada. Banyaknya masjid, seringnya mendengar adzan membuat anak menjadi tidak asing dengan hal tersebut.

Seringnya mendengar adzan membuat Arsyad sudah sangat familiar dengan suaranya. Walaupun belum bisa membedakan mana adzan, mana surat pendek, dst. Setiap mendengar suara dengan bahasa arab, Arsyad langsung dengan sigap berkumandang "Allahu Akbar Allahu Akbar" dengan gaya bicaranya yang masih belajar. Mungkin karena juga terbiasa mendengarkan kalimat Allahu Akbar saat sholat maupun saat berjamaah di masjid. Terutama lagi saat hari lebaran, takbir selalu terucap.

Betapa lingkungan sekitar pun tanpa kita minta sudah mengajarkan dan menstimulus kemampuan anak melalui audio/suara.

Sejak kecil Arsyad kami biasakan untuk mengenal benda-benda yang ada disekitarnya. Apa yang biasa dia lihat selalu kami verbalkan namanya. Karena kami ingin sedini mungkin Arsyad sudah mengenal banyak kosakata. Hal itu agar memudahkan kami untuk berkomunikasi jika saatnya tiba. Seperti saat ini. Dimana banyak yang ia lihat, pasti banyak yang ingin ia ungkapkan.

Sama halnya dengan bangunan yang menurut kami Arsyad harus paham apa itu. Seperti rumah eyangnya, stasiun, bandara, rumah kami, dan masjid. Arsyad bahkan sudah hafal mana rumah eyangnya saat kami hanya melintasi saja tanpa mampir. Pasti dia akan langsung menunjuk rumah eyangnya. Begitu juga dengan masjid. Setiap melewati masjid pasti dia akan berkata "jid..jid.." (masjid makdusnya), dan langsung melakukan gerakan takbir dan berujar "Allahu Akbar".

Ternyata tidak hanya audio saja yang terstimilus, tetapi juga visual serta kinestetiknya menjadi lebih baik. MasyaAllah.. luar biasa. Semoga kebiasaan baik seperti ini akan terus berlangsung dan selalu menjadi pengingat kami kedua orangtuanya yang masih jauh dari sempurna.

#Day7
#Tantangan10Hari
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KelasBunsayIIP

Comments

Popular posts from this blog

Fitrah Seksualitas : Latih Kebiasaan Sehari-hari

Penyimpangan bisa saja terjadi karena perilaku sehari-hari yang tanpa kita sadari dapat memicu perilaku yang tidak semestinya. Mungkin bagi kita hal itu tidak penting, tapi bisa jadi, untuk anak kita atau orang lain yang fitrah seksualitasnya belum berakhir dengan sempurna malah menjadi 'tanda tanya' besar untuknya kelak.  Seperti salah satu kutipan dalam presentasi "Parenting is not about the kids, It's about the parents". Anak adalah peniru ulung, maka sebagai orang tua sudah sepatutnya memberikan contoh yang terbaik untuk anaknya. Terutama dalam kebiasaan sehari-hari yang nantinya akan menjadi kebiasaannya kelak suatu hari. Saya mulai membiasakan sedari dini pada anak, saat mandi ya harus di kamar mandi, pintu tertutup. Kalo terbuka biasanya saya langsung komentar, "eh, maluuuu... gak pakai baju. Ayo ditutup pintunya."  Paling bikin deg-deg an saat ini adalah karena anak masih super nempel sama saya, padahal ini sudah 1bulan lebih di ruma...

Aliran Rasa - Fitrah Seksualitas

Alhamdulillah, semakin hari anak saya semakin paham akan gendernya. Terlebih lagi dalam pelaksanaan ibadah. Ramadhan kali ini saya sering mengajaknya buka bersama di masjid dekat rumah eyangnya di Jogja. Semakin dia paham kalo sholat laki-laki di shaf laki-laki. Perempuan dengan perempuan. Alhamdulillah dia sendiri yang meminta saat sholat akan dimulai, dia mencari eyang papinya dan berkata, "Arsyad sholat sama eyang papi. Ibu sholat sama eyang mami." Masya Allah... Kami orang tua hanya bisa berikhtiar. Segala kemudahan ini datangnya dari Allah semata.

Review Presentasi : Mengarahkan Fitrah Seksual Anak Pra Aqil Baligh

Presentasi ke-7 Kelompok 2 Tema / Judul Presentasi : Mengarahkan Fitrah Seksual Anak Pra Aqil Baligh Fitrah seksualitas adalah pemahaman bahwa setiap anak dilahirkan dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan yang dalam pengertiannya berkembang menjadi peran hidup sesuai jenis kelaminnya. Masalah seksual membutuhkan pengarahan, bukan pembentukan atau pembangunan. Baligh, kondisi tercapainya kedewasaan biologis dengan kematangan alat reproduksi (usia 14 – 16 tahun). Ciri-ciri baligh 1.        Mimpi basah pada anak laki-laki dan haidh pada perempuan. 2.        Tumbuhnya bulu-bulu kemaluan 3.        Berusia 15 tahun. Akil, tercapainya kedewasaan psikologis, social, finansial, serta kemampuan memikul tanggung jawab syariah. Mengarahkan fitrah seksual anak pra baligh 1.        Meminta izin ketika masuk kamar orang tua. 2.   ...