Skip to main content

Toilet Training: Pasti Bisa!

Toilet Training?

PASTI BISA! BISMILLAAH..

Sebelum anak yang memulainya, terlebih dahulu orangtuanya yang harus berkomitmen. Terutama saya sebagai Ibunya. Kenapa? Ya karena kami semua sama-sama belajar dan berusaha. Apa yang harus dipersiapkan? Menurut pemahaman saya, ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
1. Mental Ibunya.
2. Kesiapan dasar anak.
3. Kesiapan alat pendukung toilet training.
4. Paling penting: KESABARAN dan TELATEN. hahahahaha....

Mental Ibu. Ibu harus siap lahir batin sepertinya. Saya banyak baca artikel baik secara teorinya ataupun pengalaman-pengalaman dari buibu yang menceritakan pengalaman toilet training anaknya. Semakin baca, semakin bikin dag dig dug hahahaha

Kesiapan dasar anak. Nah, ini nih yang persiapannya luar biasa butuh kesabaran ya. Disini pulalah anak belajar untuk lebih mandiri dari sebelumnya. Selain sebisa mungkin orang tua sudah sounding setiap saat "Kalo mau pipis di kamar mandi ya. Celananya dicopot dulu. Nanti kalo pipis jongkok ya.", anak juga harus diberitahu bagaimana tanda-tanda jika ingin bak. Paling tidak anak sebisa mungkin mencoba mengatakan apa yang diinginkan. "Ibu, pipis" Kalimat ini yang selalu saya ulang-ulang jika sedang sounding sebagai salah satu latihannya. Anak saya sudah bisa belum? Ya jelaslah masih dalam proses belajar semua. Bilang kata "Ibu" saja Alhamdulillah sudah bisa. Baru saja hari Senin kemaren. yayy...

Alat pendukung? Potty training sudah saya siapkan sejak anak usia sebelum 1 th dengan harapan bisa sedini mungkin. Tapi ternyata salah. hahahha... Usahakan potty training jangan dijadikan sebagai "mainan"nya. Supaya anak paham bahwa potty training itu ya tempat untuk bak :)
Salah satu kemajuan yang saya lakukan juga menuju "anak lekas mandiri" adalah akhirnya pesan juga seprai anti air yang sebenarnya sudah harus beli sejak anak lahir. Hahahaha...

Kesabaran, tidak hanya untuk toilet training. Tapi untuk seluruh kegiatan saat membersamai anak adalah saat-saat kita butuh stock sabar yang tak terhingga jumlahnya. Semoga Allah selalu memudahkan niat baik kami sebagai orang tua. Aamiin...
Telaten? Nah ini, sangat dibutuhkan di toilet training. Kenapa? Salah satu cara yang dilakukan oleh kakak-kakak saya saat mengajarkan anaknya untuk bak di kamar mandi adalah mengetahui ataupun menetapkan jadwal kapan anak harus ke kamar mandi. Itu dilakukan setiap hari. Supaya anak terbiasa untuk bak secara otomatis. Paling mudah adalah bangun tidur, akan tidur, dan beberapa jam setelah anak dirasa cukup banyak minum air.

Sudah praktek? Tentu sudah. Karena saya tau prosesnya tidak semudah seperti membalikkan telapak tangan, makanya butuh telaten banget dan sabar. hahahaha....
"Arsyad, yuk ke kamar mandi. Kita pipis dulu."
Semangat 45, langsung masuk kamar mandi setelah copot celana dan popoknya.
"ini..ini ini iniii", Dia menunjuk potty trainingnya.
"Okei.. ini. yuk duduk. Nanti pipis ya... ssssssss.... (menirukan suara bak)"
Apa yang terjadi? Arsyad langsung ambil air dan menyiramkan layaknya sudah selesai bak. Dia sudah tidak sabar mendengar lagu yang keluar dari potty training jika terkena air. hahahaha....

Perjalanan masih panjang. Ah, saya nikmati saya proses ini. Tidak ingin tergesa-gesa maupun memaksakan kehendak. Karena saya yakin kalo anak saya cerdas dan hebat ;) 

#Level2
#BunsayIIP
#MelatihKemandirian
#Tantangan10hari

Comments

Popular posts from this blog

Fitrah Seksualitas : Latih Kebiasaan Sehari-hari

Penyimpangan bisa saja terjadi karena perilaku sehari-hari yang tanpa kita sadari dapat memicu perilaku yang tidak semestinya. Mungkin bagi kita hal itu tidak penting, tapi bisa jadi, untuk anak kita atau orang lain yang fitrah seksualitasnya belum berakhir dengan sempurna malah menjadi 'tanda tanya' besar untuknya kelak.  Seperti salah satu kutipan dalam presentasi "Parenting is not about the kids, It's about the parents". Anak adalah peniru ulung, maka sebagai orang tua sudah sepatutnya memberikan contoh yang terbaik untuk anaknya. Terutama dalam kebiasaan sehari-hari yang nantinya akan menjadi kebiasaannya kelak suatu hari. Saya mulai membiasakan sedari dini pada anak, saat mandi ya harus di kamar mandi, pintu tertutup. Kalo terbuka biasanya saya langsung komentar, "eh, maluuuu... gak pakai baju. Ayo ditutup pintunya."  Paling bikin deg-deg an saat ini adalah karena anak masih super nempel sama saya, padahal ini sudah 1bulan lebih di ruma...

Aliran Rasa - Fitrah Seksualitas

Alhamdulillah, semakin hari anak saya semakin paham akan gendernya. Terlebih lagi dalam pelaksanaan ibadah. Ramadhan kali ini saya sering mengajaknya buka bersama di masjid dekat rumah eyangnya di Jogja. Semakin dia paham kalo sholat laki-laki di shaf laki-laki. Perempuan dengan perempuan. Alhamdulillah dia sendiri yang meminta saat sholat akan dimulai, dia mencari eyang papinya dan berkata, "Arsyad sholat sama eyang papi. Ibu sholat sama eyang mami." Masya Allah... Kami orang tua hanya bisa berikhtiar. Segala kemudahan ini datangnya dari Allah semata.

Review Presentasi : Mengarahkan Fitrah Seksual Anak Pra Aqil Baligh

Presentasi ke-7 Kelompok 2 Tema / Judul Presentasi : Mengarahkan Fitrah Seksual Anak Pra Aqil Baligh Fitrah seksualitas adalah pemahaman bahwa setiap anak dilahirkan dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan yang dalam pengertiannya berkembang menjadi peran hidup sesuai jenis kelaminnya. Masalah seksual membutuhkan pengarahan, bukan pembentukan atau pembangunan. Baligh, kondisi tercapainya kedewasaan biologis dengan kematangan alat reproduksi (usia 14 – 16 tahun). Ciri-ciri baligh 1.        Mimpi basah pada anak laki-laki dan haidh pada perempuan. 2.        Tumbuhnya bulu-bulu kemaluan 3.        Berusia 15 tahun. Akil, tercapainya kedewasaan psikologis, social, finansial, serta kemampuan memikul tanggung jawab syariah. Mengarahkan fitrah seksual anak pra baligh 1.        Meminta izin ketika masuk kamar orang tua. 2.   ...