Sungguh, niat yang baik dan ada yang selalu mengingatkan adalah salah satu booster supaya kita tetap istiqomah dengan apa yang kita yakini. Kita ingin anak bisa ini itu selalu ini itu, tapi jika lingkungan tidak mendukung, maka keteguhan niat sedang diuji. Betul pepatah yang menyebutkan "It takes a village to raise a child". Karena apa yang anak lakukan ya yang pertama dilihat itulah yang akan langsung dia contoh.
Mudahnya, anak saya bisa konsentrasi makan duduk dan (syukur2) makan sendiri disaat kondisi rumah kondusif. Termasuk kalo teman-temannya Arsyad semua masuk ke dalam rumah saat makan. hahahaha... Maklum, kami masih ngontrak di Jakarta. Jarak antar rumah yang berdekatan sungguh ada positif dan negativenya.
Sarapan kali ini dibuat semudah mungkin dalam menyiapkan. Sereal. Saya termasuk ibu yang suka mengenalkan semua jenis makanan untuk anak. Di rumah saya, makan tidak berarti harus nasi. Walaupun nasi selalu tersedia. Langkah ini semakin diperkuat dengan program shaping husband's body :))) Sewaktu puasa, saya sudah sounding ke suami "bagaimana jika makan kita tidak harus selalu nasi putih. Terutama ayah. Nasi merah, pasta, kentang?" Alhamdulillah suami setuju berkat hasil medical check up 2th berturut-turut dengan hasil yang sama dibagian berat badan. Syaratnya hanya jangan lupa kasih tau dulu kalo makannya bukan nasi putih hahahhaa...
Back to Arsyad. Sereal juga salah satu makan yang mudah untuk membiasakan Arsyad makan sendiri. Selain rasanya yang memang manis dan ada unsur crunchy, ya karena mudah sekali untuk disendok anak usia dini.
Begitulah saat detik-detik Arsyad mulai tergoda untuk meninggalkan sarapannya setelah mendengar temannya sudah mulai bermain diluar sambil disuap (diluar juga). Saat inilah saya mulai mencoba bersabar dan mencoba membuat arsyad tetap fokus pada makanannya.
Ya... melatih kemandirian pada anak memang butuh kesabaran dan selalu dilakukan setiap saat agar anak menjadi terbiasa. Tantangan ini bersifat 10hari, tapi tidak dengan 10hari ini saja lalu kemudian anak bisa langsung mandiri dalam hal makan. Butuh mental baja dan stok sabar yang banyak sepertinya. hahahaha....
#Level2
#BunsayIIP
#MelatihKemandirian
#Tantangan10hari
Mudahnya, anak saya bisa konsentrasi makan duduk dan (syukur2) makan sendiri disaat kondisi rumah kondusif. Termasuk kalo teman-temannya Arsyad semua masuk ke dalam rumah saat makan. hahahaha... Maklum, kami masih ngontrak di Jakarta. Jarak antar rumah yang berdekatan sungguh ada positif dan negativenya.
Sarapan kali ini dibuat semudah mungkin dalam menyiapkan. Sereal. Saya termasuk ibu yang suka mengenalkan semua jenis makanan untuk anak. Di rumah saya, makan tidak berarti harus nasi. Walaupun nasi selalu tersedia. Langkah ini semakin diperkuat dengan program shaping husband's body :))) Sewaktu puasa, saya sudah sounding ke suami "bagaimana jika makan kita tidak harus selalu nasi putih. Terutama ayah. Nasi merah, pasta, kentang?" Alhamdulillah suami setuju berkat hasil medical check up 2th berturut-turut dengan hasil yang sama dibagian berat badan. Syaratnya hanya jangan lupa kasih tau dulu kalo makannya bukan nasi putih hahahhaa...
Back to Arsyad. Sereal juga salah satu makan yang mudah untuk membiasakan Arsyad makan sendiri. Selain rasanya yang memang manis dan ada unsur crunchy, ya karena mudah sekali untuk disendok anak usia dini.
Begitulah saat detik-detik Arsyad mulai tergoda untuk meninggalkan sarapannya setelah mendengar temannya sudah mulai bermain diluar sambil disuap (diluar juga). Saat inilah saya mulai mencoba bersabar dan mencoba membuat arsyad tetap fokus pada makanannya.
Ya... melatih kemandirian pada anak memang butuh kesabaran dan selalu dilakukan setiap saat agar anak menjadi terbiasa. Tantangan ini bersifat 10hari, tapi tidak dengan 10hari ini saja lalu kemudian anak bisa langsung mandiri dalam hal makan. Butuh mental baja dan stok sabar yang banyak sepertinya. hahahaha....
#Level2
#BunsayIIP
#MelatihKemandirian
#Tantangan10hari
Comments
Post a Comment