Skip to main content

Tantangan 10 Hari (part.6)

Hari ini mendadak ke RSPP pagi karena suami kebetulan bisa nemenin berobat. Arsyad sejak hari senin ada bercak2 merah di lengan atas bagian belakang. Karena worried saya ingin segera tanya ke dokter anak langganan. Walopun hari ini bercak merahnya seperti mengering tapi tetap penasaran kalo belum tanya ahlinya.

Singkat cerita selama menunggu dokter tadi adalah saat yang tepat untuk belajar lagi berkomunikasi yang baik dengan anak. Di ruang tunggu periksa RSPP terdapat beberapa permainan yang bisa dimainkan anak. Sampai di sana pandangan Arsyad tidak bisa lepas dari mainan prosotan. Rasanya ingin segera bermain. Ada perasaan ragu saat ingin mencoba permainannya.

"Arsyad mau main itu?"
"Iya"
"Boleh kok. Arsyad kan sudah bisa naik sendiri, prosotan sendiri."
Arsyad langsung menarik-narik saya tanda ingin ditemani. Tapi saya menolak karena ingin melihat seberapa berani dia mencoba permainan tanpa didampingi.
"Arsyad sendiri aja ya. Nggak papa. Ibu lihat dari sini."
Perlahan-lahan dan butuh waktu lumayan lama akhirnya dia mau bermain sendiri. Langsung sumringah setelah berhasil naik tangga sendiri dan meluncur sendiri.

Setelah masuk ke ruang dokter dan dinyatakan kalo kemungkinan besar digigit serangga, maka saya memutuskan untuk menambah agenda dengan melakukan vaksin. Mumpung anaknya sehat dan di RSPP karena sempat mau vaksin influenza di KMC tapi stock kosong. Dokter Eta bilang kalo beli dulu vaksinnya di apotek nanti kalo sudah ke atas lagi dan langsunb suntik.

Kebetulan, Arsyad belum di-briefing kalo akan vaksin. Setiap sebelum vaksin saya selalu sounding ke anak. Anak berhak tau apa yang akan terjadi selama dia di RS ataupun bepergian. Cara ini juga selalu berhasil mempersingkat waktu tangisan akibat disuntik. Saat ayahnya ke apotek lantai bawah dan saya menunggu lagi di ruang tunggu, saat inilah waktu untuk memberitahu Arsyad apa yang akan terjadi beberapa menit lagi 😂😂

"Arsyad, ayah sekarang di apotek beli vaksin untuk Arsyad. Nanti kita masuk lagi ya ke ruang onty dokter."
"Iya." Dia semangat menjawab sambil menunjuk ruang dr.Eta. Arsyad semangat sebenernya karena di dalam ruang praktek dokter ada mainan sih. Setiap masuk ruangnya pasti yang dituju ya pojok mainan. Tadipun diperiksa juga posisi Arsyad duduk sambil bermain.

"Arsyad nanti disuntik ya. Inget gak disuntik gimana?"
Saya pun mempraktekan cara menyuntik di pahanya.
"Disuntik itu sakit. Tapi sakitnya cuma sebentar aja kok. Arsyad disuntik biar semakin sehat ya"
"Iya." Andalan jawaban dari bayi saya 😂😂 ya gimana lagi ya.. paling lancar baru bisa bilang "iya".

Benar saja, setelah disuntik belum ada 1 menit juga udah berhenti karena tujuan Arsyad pengen masuk ruang dokter lagi ya buat main. Langsung deh dia jalan ke pojok mainannya 😂😂

Paling menantang hari ini saat sholat dhuhur di masjidnya RSPP. Kenapa? Karena posisi jamaahnya banyak sekali, tapi saya juga pengen membiasakan anak untuk paham adab di masjid dan bagaimana sholat berjamaah itu dilakukan. Kebetulan di bagian belakang, ada dispenser dan rak gelas yang bisa diambil siapa saja dan kapan pun. Arsyad semakin bersemangat. Ibunya panik karena sebentar lagi sholat berjamaah akan dimulai.

"Arsyad.. ini bukan punya Arsyad. Ayo kembalikan."
Anaknya merespon dengan berteriak tanda ingin ambil air minum pake gelas.
"Ayo nak, gelasnya dikembalikan aja ya"
Suara Arsyad merespon semakin keras. Tetap pengennya ya ambil gelas, dispenser ditekan, keluar air, sudah deh. Ketrampilan sehari-hari yang memang sedang menjadi hobinya. Termasuk beberapa kali rumah kami banjir karena dispenser dan Arsyad 😂😂
Ibu akhirnya pake cara terakhir yaitu ambil botol minum arsyad dan minta arsyad untuk mengisi.
"Oiya. Arsyad bawa botol sendiri. Ayok kita isi botol minumnya Arsyad aja."
Sukses! Anaknya dengan sigap mengisi botol dengan air dispenser dan berakhirlah drama dispenser masjid 😂

Kunci anak supaya tetap terkondisikan ya orang tua kudu paham sebenernya mau si anak ini apa. Apalagi kalo belum lancar bicaranya kayak anak saya. Semakin cepat orang tua paham dan langsung dikonfirmasikan ke anaknya apa yang dimaksud, semakin tersimpan juga tenaga orang tua 😄😄

Oiya. Untuk poin intonasi dan nada ramah? Check. Sukses. Beberapa hari ini paling saya bersuara sedikit lantang kalo Arsyad bener-bener bikin gemes banget. Itu paling sehari 1x aja.

#level1
#day6
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Comments

Popular posts from this blog

Fitrah Seksualitas : Latih Kebiasaan Sehari-hari

Penyimpangan bisa saja terjadi karena perilaku sehari-hari yang tanpa kita sadari dapat memicu perilaku yang tidak semestinya. Mungkin bagi kita hal itu tidak penting, tapi bisa jadi, untuk anak kita atau orang lain yang fitrah seksualitasnya belum berakhir dengan sempurna malah menjadi 'tanda tanya' besar untuknya kelak.  Seperti salah satu kutipan dalam presentasi "Parenting is not about the kids, It's about the parents". Anak adalah peniru ulung, maka sebagai orang tua sudah sepatutnya memberikan contoh yang terbaik untuk anaknya. Terutama dalam kebiasaan sehari-hari yang nantinya akan menjadi kebiasaannya kelak suatu hari. Saya mulai membiasakan sedari dini pada anak, saat mandi ya harus di kamar mandi, pintu tertutup. Kalo terbuka biasanya saya langsung komentar, "eh, maluuuu... gak pakai baju. Ayo ditutup pintunya."  Paling bikin deg-deg an saat ini adalah karena anak masih super nempel sama saya, padahal ini sudah 1bulan lebih di ruma...

Aliran Rasa - Fitrah Seksualitas

Alhamdulillah, semakin hari anak saya semakin paham akan gendernya. Terlebih lagi dalam pelaksanaan ibadah. Ramadhan kali ini saya sering mengajaknya buka bersama di masjid dekat rumah eyangnya di Jogja. Semakin dia paham kalo sholat laki-laki di shaf laki-laki. Perempuan dengan perempuan. Alhamdulillah dia sendiri yang meminta saat sholat akan dimulai, dia mencari eyang papinya dan berkata, "Arsyad sholat sama eyang papi. Ibu sholat sama eyang mami." Masya Allah... Kami orang tua hanya bisa berikhtiar. Segala kemudahan ini datangnya dari Allah semata.

Review Presentasi : Mengarahkan Fitrah Seksual Anak Pra Aqil Baligh

Presentasi ke-7 Kelompok 2 Tema / Judul Presentasi : Mengarahkan Fitrah Seksual Anak Pra Aqil Baligh Fitrah seksualitas adalah pemahaman bahwa setiap anak dilahirkan dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan yang dalam pengertiannya berkembang menjadi peran hidup sesuai jenis kelaminnya. Masalah seksual membutuhkan pengarahan, bukan pembentukan atau pembangunan. Baligh, kondisi tercapainya kedewasaan biologis dengan kematangan alat reproduksi (usia 14 – 16 tahun). Ciri-ciri baligh 1.        Mimpi basah pada anak laki-laki dan haidh pada perempuan. 2.        Tumbuhnya bulu-bulu kemaluan 3.        Berusia 15 tahun. Akil, tercapainya kedewasaan psikologis, social, finansial, serta kemampuan memikul tanggung jawab syariah. Mengarahkan fitrah seksual anak pra baligh 1.        Meminta izin ketika masuk kamar orang tua. 2.   ...