Skip to main content

Tantangan 10 Hari (part.10)

Ramadhan kali ini menjadi ujian kesehatan buat saya. Setelah flu berat berlalu sekarang berganti dengan batuk tiada henti sampe suara saya hampir hilang. Menjadi tantangan juga karena anak saya juga sedang berada di-stage selalu bertanya "ini apa ini apa" dan kami pun wajob menjawab. Jika tidak, suara yang dikeluarkan akan semakin keras dan mendekatkan wajahnya ke wajah kita. Hahahhahaha... lucu bukan main.

Bahkan sebenarnya dia paham nama bendanya tapi tetap saja ditanyakan. Sampai kadang saya coba tes kemampuannya.
"Ini apa ini apa?", sambil membawa mainan kereta favoritnya.
"Hmmm.. apa ya?", saya balik bertanya.
"Kreta", begitu katanya.

Batuk yang saya alami saat ini menjadi tantangan sendiri dikala anak menginginkan sesuatu tapi tidak bisa didapat. Seperti hari ini, sejak pagi kami sudah memberitahukan bahwa nanto sore Eyangnya akan datang ke rumah menjemput dan weekend akan menghabiskan waktu di rumah eyang. Sejak dari jam 5 sore sudah bingung sendiri anaknya. Bawa mainan, minta pakai jaket, pakai sandal siap pergi. Padahal eyangnya masih terjebak macet di jalan. Arsyad pun merengek-rengek di depan gerbang ingin keluar. Posisi saat itu Ayahnya baru keluar membeli untuk buka puasa.

"Arsyad, mau apa?"
Saat-saat seperti ini pasti yang keluar hanya rengekan, menunjuk-nunjuk, dan bilang "apa itu apa itu" yang sebenarnya dia ingin berucap banyak tapi bisanya cuma apa itu apa itu. Disinilah saya harus jadi translator super pede yang pura-pura paham maksud anak.

"Arsyad mau jalan-jalan?"
Dia mengangguk.
"Arsyad nunggu YangKung Yangti ya?"
Mengangguk lagi.
"Nanti ya.. belum sampai. Masih di jalan eyang."
Langsung menangis lagi.
Karena saya juga sedang tidak enak badan, langsung saya ajak Arsyad masuk ke kamar.
"Arsyad. Duduk sini. Mainan ditaruk semua. Ibu mau bilang sesuatu."
"Arsyad, ibu baru sakit. Bantuin Ibu ya, Nak. Anak sholeh yang baik ya.. Ibu tau Arsyad mau jalan-jalan. Nanti yaaa... Tunggu ayah dulu. Tunggu Kung dl. Tunggu Ti dulu. Oke?" (Baiklah. Ini percakapan saya singkat. Karena keterbatasan tenaga menulis 😂)
Intinya, setelah kami duduk bersama, anak juga fokus dengan Ibunya (tanpa pegang mainan), nada bicara Ibu lebih tenang, fokus, lembut walopun sambil batuk, anak pun akan segera paham dan mengerti. Berhentilah rengekannya seketika. Luar biasa.

Dalam tantangan 10hari ini, walopun prakteknya lebih, saya belajar banyak hal dan mulai membiasakan yang baik untuk anak dalam hal berbincang. Karena ternyata anak saya tipe yang memang harus diajak ngobrol dulu. Ahh.. saya tidak sabar menunggu ada games apa lagi di kelas Bunda Sayang ini. Pasto akan lebih banyak lagi tantangan yang mendebarkan dan pastinya bermanfaat 😁

#level1
#day10
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Comments

Popular posts from this blog

Fitrah Seksualitas : Latih Kebiasaan Sehari-hari

Penyimpangan bisa saja terjadi karena perilaku sehari-hari yang tanpa kita sadari dapat memicu perilaku yang tidak semestinya. Mungkin bagi kita hal itu tidak penting, tapi bisa jadi, untuk anak kita atau orang lain yang fitrah seksualitasnya belum berakhir dengan sempurna malah menjadi 'tanda tanya' besar untuknya kelak.  Seperti salah satu kutipan dalam presentasi "Parenting is not about the kids, It's about the parents". Anak adalah peniru ulung, maka sebagai orang tua sudah sepatutnya memberikan contoh yang terbaik untuk anaknya. Terutama dalam kebiasaan sehari-hari yang nantinya akan menjadi kebiasaannya kelak suatu hari. Saya mulai membiasakan sedari dini pada anak, saat mandi ya harus di kamar mandi, pintu tertutup. Kalo terbuka biasanya saya langsung komentar, "eh, maluuuu... gak pakai baju. Ayo ditutup pintunya."  Paling bikin deg-deg an saat ini adalah karena anak masih super nempel sama saya, padahal ini sudah 1bulan lebih di ruma...

Aliran Rasa - Fitrah Seksualitas

Alhamdulillah, semakin hari anak saya semakin paham akan gendernya. Terlebih lagi dalam pelaksanaan ibadah. Ramadhan kali ini saya sering mengajaknya buka bersama di masjid dekat rumah eyangnya di Jogja. Semakin dia paham kalo sholat laki-laki di shaf laki-laki. Perempuan dengan perempuan. Alhamdulillah dia sendiri yang meminta saat sholat akan dimulai, dia mencari eyang papinya dan berkata, "Arsyad sholat sama eyang papi. Ibu sholat sama eyang mami." Masya Allah... Kami orang tua hanya bisa berikhtiar. Segala kemudahan ini datangnya dari Allah semata.

Review Presentasi : Mengarahkan Fitrah Seksual Anak Pra Aqil Baligh

Presentasi ke-7 Kelompok 2 Tema / Judul Presentasi : Mengarahkan Fitrah Seksual Anak Pra Aqil Baligh Fitrah seksualitas adalah pemahaman bahwa setiap anak dilahirkan dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan yang dalam pengertiannya berkembang menjadi peran hidup sesuai jenis kelaminnya. Masalah seksual membutuhkan pengarahan, bukan pembentukan atau pembangunan. Baligh, kondisi tercapainya kedewasaan biologis dengan kematangan alat reproduksi (usia 14 – 16 tahun). Ciri-ciri baligh 1.        Mimpi basah pada anak laki-laki dan haidh pada perempuan. 2.        Tumbuhnya bulu-bulu kemaluan 3.        Berusia 15 tahun. Akil, tercapainya kedewasaan psikologis, social, finansial, serta kemampuan memikul tanggung jawab syariah. Mengarahkan fitrah seksual anak pra baligh 1.        Meminta izin ketika masuk kamar orang tua. 2.   ...