Hari Senin pagi kami baru saja sampai di Jakarta setelah weekend beristirahat di kota kelahiran suami. Badan yang tidak fit membuat saya benar-benar ingin istirahat cukup tanpa harus dipusingkan dengan kewajiban rumah dan pekerjaan bisnis. Senin itu pula saya langsung buat janji dengan bidan langganan saya yang biasa datang untuk mom and baby treatment.
Arsyad sudah terbiasa dengan pijatan semenjak dia masih sangat kecil. Saya pun juga sekalian melakukan treatment mom beauty (bahasa kerennya : pijat ibu. hehehe). Semakin Arsyad bisa kesana kemari, semakin sulit untuk melakukan pemijatan. Disinilah saya coba sounding Arsyad bahwa dia akan dipijat. Supaya kegiatan pijat memijat semakin lancar dan saya tidak perlu mengeluarkan banyak effort :))
"Arsyad, lama ya kita gak ketemu tante Wilda. Arsyad masih inget gak sama tante Wilda?"
"..hhh....hh.." jawabnya. Sepertinya dia sedikit lupa.
"Tante wilda itu yang sering ke rumah itu lho. Suka pijet-pijet Arsyad. Lama ya gak dipijet Arsyad"
"Iya"
"Kalo dipijet gimana? Gini yaa.... Enak??" Sambil saya mempraktekkan cara memijat.
"Nanti kalo tante dateng terus Arsyad dipijet, yang baik ya. Arsyad manut aja sama tante. iya?"
"iyaa" jawabnya seperti biasa.
Singkat cerita, sounding saya sukses! Arsyad sangat menikmati treatment dari mbak Wilda yang juga owner dari Rubidza Homecare. Mungkin dia mulai ingat betapa enaknya dipijet itu. hahaha...
Sebelum Mbak Wilda datang, saya menyempatkan memasak untuk makan siang Arsyad. Kebetulan saat akan memulai masak, Arsyad terbangun dari tidurnya. Tandanya semakin saya cepat selesai semakin terhindar pula dari kejadian-kejadian yang tidak diinginkan hahahahaha. Tapi namanya juga punya anak aktif, sholah, pinter, dan cerdas ya. Apalah daya Ibu yang cuma punya 2 mata, 2 tangan, 2 kaki, 2 telinga, dan 1 mulut ini.
"Astagfirullah", Saya kaget. Tiba-tiba garam sudah berceceran di ruang depan tv.
"Ya ampun Arsyad... Kok ya Ibu gak liat ya kalo Arsyad ambil garam Ibu."
Anak saya menunjukkan ekspresi yang juga kaget karena saat itu dia sedang asik mengeluarkan garam dari tempatnya menggunakan sendok. Saya langsung switch mode pemahaman bayi. Apa yang sebenarnya dia inginkan. Beberapa saat saya amati apa yang dilakukannya. Saya pun paham. Arsyad hanya ingin menirukan apa yang selalu saya lakukan saat memasak. Ambil tempat garam dan mengambil garam menggunakan sendok kecil yang ada di dalamnya.
Lalu tiba-tiba dia ambil sedikit garam dan memasukkan kedalam mulutnya.
"Nah. Gimana rasanya garam?"
"..hhhmmmmmmm..... yammmm.." sambil berekspresi seperti bilang "enaaak"
"hahahahahhaa......", saya hanya bisa ketawa dan bagaimana bisa saya marah kalo ekspresinya lucu gini. Lagi pula garam yang dia keluarkan tidak tersebar dimana-mana.
"Sudah ya main garamnya. Ibu mau pinjam untuk masak dulu ya.. Ini Ibu beresin dulu ya" Minta saya dan dia setuju, tanpa ada perlawanan dan tangisan.
Langsung deh saya cepat-cepat bersihkan karena saya harus segera memasak dan menemani Arsyad makan sebelum Mbak Wilda datang.
Yaa... begitulah jadi Ibu yang selalu bersama anak dan tanpa ada art. Saya jadi paham, semakin kita mencoba untuk mau mengerti dan memahi apa yang diinginkan anak dan segera diungkapkan kepada anak untuk kroscek apakah yang dimaksud sama seperti yang kita maksud juga, semakin sedikit pula perlawanan dan cranky yang terjadi. Malah akan tercipta komunikasi yang baik antara Orang Tua dan Anak.
#level1
#day8
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
Arsyad sudah terbiasa dengan pijatan semenjak dia masih sangat kecil. Saya pun juga sekalian melakukan treatment mom beauty (bahasa kerennya : pijat ibu. hehehe). Semakin Arsyad bisa kesana kemari, semakin sulit untuk melakukan pemijatan. Disinilah saya coba sounding Arsyad bahwa dia akan dipijat. Supaya kegiatan pijat memijat semakin lancar dan saya tidak perlu mengeluarkan banyak effort :))
"Arsyad, lama ya kita gak ketemu tante Wilda. Arsyad masih inget gak sama tante Wilda?"
"..hhh....hh.." jawabnya. Sepertinya dia sedikit lupa.
"Tante wilda itu yang sering ke rumah itu lho. Suka pijet-pijet Arsyad. Lama ya gak dipijet Arsyad"
"Iya"
"Kalo dipijet gimana? Gini yaa.... Enak??" Sambil saya mempraktekkan cara memijat.
"Nanti kalo tante dateng terus Arsyad dipijet, yang baik ya. Arsyad manut aja sama tante. iya?"
"iyaa" jawabnya seperti biasa.
Singkat cerita, sounding saya sukses! Arsyad sangat menikmati treatment dari mbak Wilda yang juga owner dari Rubidza Homecare. Mungkin dia mulai ingat betapa enaknya dipijet itu. hahaha...
Sebelum Mbak Wilda datang, saya menyempatkan memasak untuk makan siang Arsyad. Kebetulan saat akan memulai masak, Arsyad terbangun dari tidurnya. Tandanya semakin saya cepat selesai semakin terhindar pula dari kejadian-kejadian yang tidak diinginkan hahahahaha. Tapi namanya juga punya anak aktif, sholah, pinter, dan cerdas ya. Apalah daya Ibu yang cuma punya 2 mata, 2 tangan, 2 kaki, 2 telinga, dan 1 mulut ini.
"Astagfirullah", Saya kaget. Tiba-tiba garam sudah berceceran di ruang depan tv.
"Ya ampun Arsyad... Kok ya Ibu gak liat ya kalo Arsyad ambil garam Ibu."
Anak saya menunjukkan ekspresi yang juga kaget karena saat itu dia sedang asik mengeluarkan garam dari tempatnya menggunakan sendok. Saya langsung switch mode pemahaman bayi. Apa yang sebenarnya dia inginkan. Beberapa saat saya amati apa yang dilakukannya. Saya pun paham. Arsyad hanya ingin menirukan apa yang selalu saya lakukan saat memasak. Ambil tempat garam dan mengambil garam menggunakan sendok kecil yang ada di dalamnya.
Lalu tiba-tiba dia ambil sedikit garam dan memasukkan kedalam mulutnya.
"Nah. Gimana rasanya garam?"
"..hhhmmmmmmm..... yammmm.." sambil berekspresi seperti bilang "enaaak"
"hahahahahhaa......", saya hanya bisa ketawa dan bagaimana bisa saya marah kalo ekspresinya lucu gini. Lagi pula garam yang dia keluarkan tidak tersebar dimana-mana.
"Sudah ya main garamnya. Ibu mau pinjam untuk masak dulu ya.. Ini Ibu beresin dulu ya" Minta saya dan dia setuju, tanpa ada perlawanan dan tangisan.
Langsung deh saya cepat-cepat bersihkan karena saya harus segera memasak dan menemani Arsyad makan sebelum Mbak Wilda datang.
Yaa... begitulah jadi Ibu yang selalu bersama anak dan tanpa ada art. Saya jadi paham, semakin kita mencoba untuk mau mengerti dan memahi apa yang diinginkan anak dan segera diungkapkan kepada anak untuk kroscek apakah yang dimaksud sama seperti yang kita maksud juga, semakin sedikit pula perlawanan dan cranky yang terjadi. Malah akan tercipta komunikasi yang baik antara Orang Tua dan Anak.
#level1
#day8
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
Comments
Post a Comment