Skip to main content

Tantangan 10 hari (part 3)

Weekend seperti biasa anak saya banyak menghabiskan waktu bersama Ayahnya. Hari ini (Minggu, 4/06) hampir 70% waktu anak saya bermain sama Ayahnya. Dari sarapan, bermain, mandi sore. Ibunya? Ibuk kebetulan lagi sariawan parah yang mau ngomong aja rasanya bikin nangis 😂

Walaupun anak banyak bermain sama Ayah, tapi untuk praktek komunikasi produktif Ibu selalu ada celah. Mmm...ya iyalah ya. Masak iya seharian gak ngobrol sama anaknya 😅

Dibutuhkan komunikasi yang baik itu saat mandi. Yak. Mandi. Mungkin hampir semua orang tua paham rasanya minta anak untuk mandi dan menyudahi kegiatan mandi. Sejak awal saya selalu membahasakan kegiatan mandi itu adalah "saatnya bermain air". Saya sangat membebaskan Arsyad untuk bermain air selama kegiatan mandi berlangsung. Hari ini lumayan agak butuh pengorbanan untuk minta Arsyad selesai mandi.

"Yuk nak, main airnya sudah dulu ya. Dilanjut nanti sore boleh kok."
"Eeeeeee...ee.e.e.e.e." Arsyad sambil menggelengkan kepalanya tanda masih ingin bermain.
"Oke.. kalo gitu 1 menit ibu tunggu ya mainnya"
"Iya" Jawabnya cepat.
Setelah 1 menit berlalu, "arsyad, sudah 1 menit. Yuk sudah dulu yuk. Kita pakai baju."
"Ndakk.." rengeknya ingin tetap bermain.
"Mmm... kalo gitu 10 hitungan ya. Setelah itu kita pakai bajuuu", kata saya dengan penuh semangat melebihi dari intonasi sebelumnya. Lalu saya mulai menghitung. Seperti yang bisa diduga. Kalo saya mengucapkan kalimatnya dengan semangat menggebu, insyaAllah biasanya Arsyad langsung merapikan mainan di kamar mandi dan segera keluar.

Butuh perjuangan sebenernya untuk selalu mengungkapkan sesuatu dengan semangat. Apalagi kalo posisi sariawan ini ada lebih dari 2titik sariawan. Huhuhuu...

Berkomunikasi dengan Arsyad memang tidak bisa dengan cara "ingin cepat selesai" atau terkesan terburu-buru. Sejak dulu saya membiasakan untuk menjelaskan kejadian yang ada dengan jujur. Karena anak kecil itu justru harus sudah dibiasakan unuk berkata jujur meskipun kenyataannya tidak lebih baik.

Seperti contoh hari ini saat Ayahnya akan ke JNE untuk mengirim barang. Karena hari ini memang Arsyad sedang nempeeeell banget sama Ayah, jadi tau kalo Ayahnya ganti baju, ambil kunci, ambil tas berisi barang yang akan dikirim langsung respon yang ada ya menangis. Karena merasa tidak diajak. Langsung deh saya coba praktekan lagi komunikasi produktif. Sambil saya gendong dan peluk lalu saya beri pengertian,
"Arsyad, Ayah mau ke JNE. Kirim barang.", menangisnya langsung berhenti dan dia berkata "iya"
"Arsyad di rumah dulu sama Ibu ya. Kita mandi dulu.", eh. Langsung nangis lagi deh. Hahahhaha... karena paham kalo pasti tidak diajak pergi. Saya pun minta ayahnya untuk pamit sendiri ke anaknya. Tetap nangis dan ingin gendong. Memang hari ini mereka berdua lagi nempel kayak prangko, kami pun paham. Akhirnya Ayahnya bilang "ya sudah. Arsyad mandi dulu. Nanti ikut ayah". Itu pun Arsyad maunya dimandiin ayahnya. Hahhahaha...

Yah. Memang menjaga komunikasi yang baik pada anak itu sungguh akan lebih memudahkan kita pribadi untuk mendidiknya. Lebih mudah saat kita ungkapkan keadaan yang sejujur-jujurnya. Jangan ambil jalan pintas dengan berbohong walopun tidak merugikan (saat itu). Seperti contoh, perginya ke JNE yang cukup jauh, tapi bilangnya ke anak "cuma ke depan aja kok. Enggak lama".

Yah... Semangat ya buibu pakbapak semua.. Mari kita nikmati masa-masa anak maunya dekat dengan orangtua. Ayok kita terus belajar dan belajar untuk bisa menjadi teladan yang baik untuk anak kita sendiri 😁

#level1
#day3
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Comments

Popular posts from this blog

Semua Anak adalah Bintang - Day 1

Bismillaah..  Alhamdulillah bisa sedikit meluangkan waktu untuk menulis tantangan level 7 dari kelas Bunsay. Setelah level 6 sama sekali belum bisa menulis walaupun tantangan tetap dilakukan :) Tema kali ini tentang "Semua Anak adalah Bintang" dengan kelebihannya masing-masing. Pasti berbeda walaupun dididik dari orang tua yang sama. Tinggal bagaimana masing-masing orang tua yang juga spesial bisa memberikan fasilitas kepada anak supaya dapat mengulik potensi dari masing-masing anak. Mencari momen 'AHA' saat anak matanya langsung berbinar-binar tanda excited dengan apa yang sedang dia alami atau rasakan. Saat itu pulalah orang tua dapat memanfaatkan momen dengan maksimal. Mempunyai satu anak dengan usia 2 tahun adalah saat dimana momen AHA itu sering terjadi. Kemampuan diri yang semakin meningkat, daya ingat yang semakin tajam dan kosa kata yang setiap harinya selalu bertambah membuat momen AHA ini lebih lancar dibandingkan sebelum-sebelumnya. Tapi, a...

Aliran Rasa - Semua Anak adalah Bintang

Begitu terasa rasanya ketika lebih dari 10hari membersamai anak dengan melihat apa yang membuatnya excited sekaligus menuliskan pengalaman secara rutin. Terasa begitu menyenangkan dan semakin legowo hati ini melihat tingkah polah anak. Tidak sering menyalahkan, tetapi lebih mencoba memahami apa yang sedang dia inginkan, apa yang sedang coba ia pahami dengan caranya yang selalu unik. Ketika saya, sebagai Ibunya bisa lebih bersabar dan memasrahkan semuanya kepada sang pencipta. Tidak memaksakan kehendak pribadi atas apa yang anak lakukan. Membebaskan anak selama masih dalam batas kewajaran. Menginjinkan anak mengexplore apa yang dia suka. Sebagai orang tua tentulah masih banyak yang harus dipahami dan dipelajari dalam mendidik anak. Semoga bisa terus semangat dan lebih bersabar lagi. Aamiin..

Fitrah Seksualitas : Latih Kebiasaan Sehari-hari

Penyimpangan bisa saja terjadi karena perilaku sehari-hari yang tanpa kita sadari dapat memicu perilaku yang tidak semestinya. Mungkin bagi kita hal itu tidak penting, tapi bisa jadi, untuk anak kita atau orang lain yang fitrah seksualitasnya belum berakhir dengan sempurna malah menjadi 'tanda tanya' besar untuknya kelak.  Seperti salah satu kutipan dalam presentasi "Parenting is not about the kids, It's about the parents". Anak adalah peniru ulung, maka sebagai orang tua sudah sepatutnya memberikan contoh yang terbaik untuk anaknya. Terutama dalam kebiasaan sehari-hari yang nantinya akan menjadi kebiasaannya kelak suatu hari. Saya mulai membiasakan sedari dini pada anak, saat mandi ya harus di kamar mandi, pintu tertutup. Kalo terbuka biasanya saya langsung komentar, "eh, maluuuu... gak pakai baju. Ayo ditutup pintunya."  Paling bikin deg-deg an saat ini adalah karena anak masih super nempel sama saya, padahal ini sudah 1bulan lebih di ruma...