Skip to main content

Saya Ibu!

Blog baru yayy!

Saya dedikasikan blog ini untuk tulisan saya mengenai perjalanan menjadi seorang ibu dan juga istri. Sebenarnya dari dulu udah pengen banget bikin semacam milestone tentang keluarga terutama setelah punya anak. Biar ada memorinya sih. Karena saya jaraaang banget update status atau gak sempet bikin foto-foto kekinian milestone anak saya. Semoga dengan ikutnya saya di kelas Bunda Sayang IIP ini, saya akhirnya "dipaksa" untuk menulis kembali. Semoga bisa istiqomah ya tiap hari nulis walopun cuma 1 paragraf aja *nyengir*.

Sungguh, punya anak itu selain waktunya jadi semakin kepake semua untuk ini itu ini itu (apalagi saya juga jualan online). Kalo lagi malessss banget ya saya pake cuma untuk istirahat, tidur, atau ngobrol sama temen :) Ini juga harusnya saya upload2 foto dagangan di ecommerce, tapi saya ganti jadwalnya dengan membuat blog baru aja. Karena takut kalo nanti2 malah jadinya gak sempet. Mumpung anak masih tidur nyenyak kembali setelah tadi ikutan bangun subuh. 

Saat ini toddler saya umurnya 19bulan jalan mau 20bulan. Polahnya? Luar biasa menakjubkan. wkwkkwkw... Saya pun pake pola pengasuhan yang sewoles wolesnya. Dalam artian cukup membebaskan dia mau ngapain aja selama gak bikin saya khawatir. Ternyata, tingkat kekawatiran saya lebih rendah dari tingkat kekawatiran orang lain :))) Kemaren anak saya ajak ke Kokas untuk buka bareng temen-temen komunitas saya. Sampe di mall anak ya saya lepas. Mall juga posisi masih sepi. Kami orang tuanya memang mengajarkan anak kalo mau apa2 ya tunjuk (karena belum lancar bicara) apa yang dimau, atau kalo jauh ya gandeng Ayah atau Ibu. Ternyata pola seperti ini cukup menyenangkan. Jadi kemana mana ya ditarik tarik sama anak yang lagi hobi banget bilang "Ini apa?" "Ini apa coba?". Kalo gak dijawab dia akan lebih keras lagi untuk bilang "INI APA INI APA INI APAAAA". hahahaha.... lucu! 

Nah, masalah kekawatiran tadi, misal jalan-jalan di mall, terus ada eskalator anak cukup saya gandeng dan dia naik sendiri ke eskalator. Kami Ayah Ibunya ya tinggal gandeng aja dengan waspada. Temen saya ada yang khawatir kalo kalo anak saya jatuh atau ada hal-hal lain mengerikan terjadi. Atau, kami duduk di restoran sudah cukup lama. Anak saya mulai bosan. Dia pun minta turun dari high chair (wajar sih ya. udah 1 jam lebih dia duduk di high chair lho.. hebat!). Lalu dia jalan-jalan di dalam restoran tempat kami makan. Panik? Saya sih cukup sedikit khawatir karena sekarang lagi banyak kasus "anak hilang"! Mata saya selalu mengawasi. Tiba-tiba anak saya menuju keluar resto dan akan keluar jalan-jalan (depan restonya eskalator sih ya. Dia tertarik). Saya sudah ancang2 berdiri mau ngejar kalo dia keluar resto tanpa saya. Nah, waktu posisi anak saya masih akan keluar, teman udah panik minta saya untuk segera mendekati anak. Tapi saya nggak mau. Kenapa? Karena anak saya tetap anak yang tipenya ya kudu gandeng orang tuanya dl. atau kalo memang dia mau "godain" Ayah Ibunya biar ngejar, biasanya dia bakal tengok dulu kebelakang sebelum jalan lebih jauh lagi dari kami. Kalo kami cuma lihat dari jauh, biasanya dia bakal nyengir dan kembali ke dalam. Tapi yang kemaren memang beda kondisi. Posisi dia sudah bosan dan mengantuk jadi ya bablas deh. Saya langsung lari super cepet buat nangkep. hahahaa.... Langsung anaknya nangis2 karena memang sudah lelah. 

I am trying best as a mother. Saya lebih tau kondisi anak (karena 24jam non stop kami bersama). Saya tau kondisi dia lapar bakal kayak apa. Kondisi capek bakal kayak apa. Kondisi kalo cuma ada saya aja atau ada ayahnya juga saya paham. Tapi, namanya anak itu ya istimewa. Mereka sangat dinamis. Perkembangannya cepat. Polanya pun jadi dinamis. Jadi, menjadi seorang ibu memang kudu selalu selalu dan selalu belajar terus terus terus tanpa henti. Bahkan sampe besok anak sudah dewasa dan menikah. WOohoooo... hahahhahaha.... 

Kasih Ibu sepanjang hayat... Tidak ternilai. But, be a wise mother ya... Jangan pernah merasa paling benar karena sesungguhnya setiap individu itu istimewa. Apalagi kalo udah punya mantu besok *Jiaahh... anak masih toddler undah ngomongin mantu*

Jadi yuk Semangat!



Comments

Popular posts from this blog

Semua Anak adalah Bintang - Day 1

Bismillaah..  Alhamdulillah bisa sedikit meluangkan waktu untuk menulis tantangan level 7 dari kelas Bunsay. Setelah level 6 sama sekali belum bisa menulis walaupun tantangan tetap dilakukan :) Tema kali ini tentang "Semua Anak adalah Bintang" dengan kelebihannya masing-masing. Pasti berbeda walaupun dididik dari orang tua yang sama. Tinggal bagaimana masing-masing orang tua yang juga spesial bisa memberikan fasilitas kepada anak supaya dapat mengulik potensi dari masing-masing anak. Mencari momen 'AHA' saat anak matanya langsung berbinar-binar tanda excited dengan apa yang sedang dia alami atau rasakan. Saat itu pulalah orang tua dapat memanfaatkan momen dengan maksimal. Mempunyai satu anak dengan usia 2 tahun adalah saat dimana momen AHA itu sering terjadi. Kemampuan diri yang semakin meningkat, daya ingat yang semakin tajam dan kosa kata yang setiap harinya selalu bertambah membuat momen AHA ini lebih lancar dibandingkan sebelum-sebelumnya. Tapi, a...

Aliran Rasa - Semua Anak adalah Bintang

Begitu terasa rasanya ketika lebih dari 10hari membersamai anak dengan melihat apa yang membuatnya excited sekaligus menuliskan pengalaman secara rutin. Terasa begitu menyenangkan dan semakin legowo hati ini melihat tingkah polah anak. Tidak sering menyalahkan, tetapi lebih mencoba memahami apa yang sedang dia inginkan, apa yang sedang coba ia pahami dengan caranya yang selalu unik. Ketika saya, sebagai Ibunya bisa lebih bersabar dan memasrahkan semuanya kepada sang pencipta. Tidak memaksakan kehendak pribadi atas apa yang anak lakukan. Membebaskan anak selama masih dalam batas kewajaran. Menginjinkan anak mengexplore apa yang dia suka. Sebagai orang tua tentulah masih banyak yang harus dipahami dan dipelajari dalam mendidik anak. Semoga bisa terus semangat dan lebih bersabar lagi. Aamiin..

Fitrah Seksualitas : Latih Kebiasaan Sehari-hari

Penyimpangan bisa saja terjadi karena perilaku sehari-hari yang tanpa kita sadari dapat memicu perilaku yang tidak semestinya. Mungkin bagi kita hal itu tidak penting, tapi bisa jadi, untuk anak kita atau orang lain yang fitrah seksualitasnya belum berakhir dengan sempurna malah menjadi 'tanda tanya' besar untuknya kelak.  Seperti salah satu kutipan dalam presentasi "Parenting is not about the kids, It's about the parents". Anak adalah peniru ulung, maka sebagai orang tua sudah sepatutnya memberikan contoh yang terbaik untuk anaknya. Terutama dalam kebiasaan sehari-hari yang nantinya akan menjadi kebiasaannya kelak suatu hari. Saya mulai membiasakan sedari dini pada anak, saat mandi ya harus di kamar mandi, pintu tertutup. Kalo terbuka biasanya saya langsung komentar, "eh, maluuuu... gak pakai baju. Ayo ditutup pintunya."  Paling bikin deg-deg an saat ini adalah karena anak masih super nempel sama saya, padahal ini sudah 1bulan lebih di ruma...