Skip to main content

Mendongeng Bersama - Day 1

Alhamdulillah akhirnya saya bisa mulai mengerjakan tugas dari kelas Bunda Sayang kembali. Setelah beberapa minggu ini kegiatan yang luar biasa sampai akhirnya anak dan saya pun kondisi fisik tidak maksimal. Menjadi silent reader dan tetap mencoba untuk selalu menerapkan materi-materi yang sudah diberikan. Semoga bisa selalu istiqomah untuk setor tugas dan nggak jadi silent reader lagi. Aaminn..

Tantangan 10hari kali ini adalah tentang mendogeng. Bagaimana dengan mendogeng kita bisa mengasah kemampuan imajinasi dan menambah skill kreatifitas dari diri sendiri. Selain itu, dengan mendogeng juga bisa kita selipkan nilai-nilai karakter yang ingin ditanamkan untuk sang anak. Ah, semoga saja sukses ya. Saya saat ini sangat ingin menanamkan karakter berbagi kepada anak. Karena InsyaAllah sebentar lagi akan punya adik bayi, jadi dari sekarang saya ingin jiwa sosialnya bisa lebih baik dari sebelumnya.

Siang tadi sebelum tidur siang anak ingin dibacakan buku yang kami bawa dari Jakarta ke Jogja. Bob The Builder. Ada 6 buku kecil dengan cerita berbeda. Sungguh sebenarnya saya bosan jika harus selalu membaca tulisan yang sama hampir setiap hari. Akhirnya saya coba mendogeng dengan melihat gambarnya. Sama seperti saat fasil memberikan materi tentang dogeng ini. Hanya ada 1 gambar, tapi bisa puluhan cerita yang dihasilkan. 

Kali ini saya mengambil tema "suka menolong teman". Hanya dari cover saja saya bisa bercerita 5menit lebih. Hasilnya? Luar biasa, anak jadi lebih ingin dibacakan semua buku. Hahahahaha... posisi Ibunya yang sudah hamil masuk trimester 3 ini sudah ngantuk maksimal. Apalah daya, saya pun harus segera menyudahi mendogeng melalui gambar sebelum cerita yang saya buat semakin mengada-ada. 

Semoga kami bisa konsisten membersamai anak dengan lebih baik lagi. Semoga juga laporan detail mendogeng bisa saya tulis dihari-hari berikutnya. Aamiin,.

#Tantangan10Hari
#Level10
#KuliahBunsayIIP
#GrabYourImagination

Comments

Popular posts from this blog

Aliran Rasa - Fitrah Seksualitas

Alhamdulillah, semakin hari anak saya semakin paham akan gendernya. Terlebih lagi dalam pelaksanaan ibadah. Ramadhan kali ini saya sering mengajaknya buka bersama di masjid dekat rumah eyangnya di Jogja. Semakin dia paham kalo sholat laki-laki di shaf laki-laki. Perempuan dengan perempuan. Alhamdulillah dia sendiri yang meminta saat sholat akan dimulai, dia mencari eyang papinya dan berkata, "Arsyad sholat sama eyang papi. Ibu sholat sama eyang mami." Masya Allah... Kami orang tua hanya bisa berikhtiar. Segala kemudahan ini datangnya dari Allah semata.

Mendidik Cerdas Finansial - Day 2

Saat ini Arsyad sudah memasuki usia 2th hampir 4bulan. Usia-usia luar biasa dimana cepat sekali tanggap dengan lingkungan sekitarnya. Saat ini pulalah saya sedikit was-was jika salah memberikan contoh atau perkataan yang tidak baik. Apalagi dengan usia kandungan saya yang hampir memasuki 20minggu. Ingin sekali rasanya saat adeknya besok lahir Arsyad sudah fasih berbagi. Baik berbagi berupa barang (fisik) maupun berbagi kebersamaan dengan orangtuanya (nah, ini tetep PR sepanjang masa kayaknya nanti). Sejak umur sekecil ini pun saya mencoba memasukan unsur berbagi ini kepada Arsyad. Semoga nantinya dia bisa menjadi pribadi yang dermawan dan rajin bersedekah hartanya. Saya pun mulai dengan memberinya uang Rp 6000 dan berkata, "Arsyad, ini uang untuk beli susu di Ibu warung. Beli 2 ya. Satu Arsyad, Satu Mbak Alea (temannya). Berbagi ya.". Kebetulan saat itu dia sedang bermain bersama temannya. Beberapa minggu ini memang Arsyad sudah saya biasakan beli susu uhtnya sendiri

Fitrah Seksualitas : Latih Kebiasaan Sehari-hari

Penyimpangan bisa saja terjadi karena perilaku sehari-hari yang tanpa kita sadari dapat memicu perilaku yang tidak semestinya. Mungkin bagi kita hal itu tidak penting, tapi bisa jadi, untuk anak kita atau orang lain yang fitrah seksualitasnya belum berakhir dengan sempurna malah menjadi 'tanda tanya' besar untuknya kelak.  Seperti salah satu kutipan dalam presentasi "Parenting is not about the kids, It's about the parents". Anak adalah peniru ulung, maka sebagai orang tua sudah sepatutnya memberikan contoh yang terbaik untuk anaknya. Terutama dalam kebiasaan sehari-hari yang nantinya akan menjadi kebiasaannya kelak suatu hari. Saya mulai membiasakan sedari dini pada anak, saat mandi ya harus di kamar mandi, pintu tertutup. Kalo terbuka biasanya saya langsung komentar, "eh, maluuuu... gak pakai baju. Ayo ditutup pintunya."  Paling bikin deg-deg an saat ini adalah karena anak masih super nempel sama saya, padahal ini sudah 1bulan lebih di ruma