Skip to main content

1 Hari 3 Kota - Day 4

Hari ini kami sekeluarga bersama eyang dari Jogja sudah berada di Bekasi. Berangkat tadi malam (malam Kamis). Jalanan yang padat merayap menjadi salah satu kondisi dimana yang membosankan harus dibuat menyenangkan. Belajar berhitung dan menyembutkan jenis-jenis kendaraan menjadi salah satu hiburan dan pembelajaran bagi kami semua.

Bertamu di rumah sepupu saya dari keluarga Papi cukup membuat saya sedikit bingung dengan family project yang sedang berlangsung. Tapi, sekecil dan sesederhana apapun kegiatan yang dilakukan, bila kita selalu dapat mengambil makna dan hikmah yang ada maka akan menjadikan manfaat tersendiri.

Bertamu menjadi salah satu media yang sangat efektif untuk anak seusia Arsyad belajar memahami bahwa ada tatanan sopan santun yang berlaku. Tidak bisa lalu seenaknya mengambil ini itu dan berbuat tanpa izin.

Tugas Arsyad kali ini adalah,
- Memahami bahwa jika bukan miliknya berarti harus meminta ijin.
- Jika ingin menyusu, harus berada di kamar dan menunggu Ibu menyelesaikan kegiatan yang sedang dilakukan.

2 Hal diatas sudah cukup membuat Arsyad akan mengerti banyak hal dalam silaturahmi, terlebih nilai-nilai kesopanan. Alhamdulillah semua saling membantu dan tidak semua yang diminta Arsyad diberikan. Kebohongan-kebohongan kecil yang biasa dilakukan eyangnya pun berangsur berkurang. Karena sebelum eyangnya melarang dengan cara berbohong, biasanya saya mendahului dengan mengatakan yang sebenarnya. Seperti bilang, "Arsyad, mau kucingnya? (boneka kucing yang di dalamnya ada tissu.) Sudah disimpan eyang. Arsyad ambil yang lain aja ya." Saat itu eyangnya menyembunyikan boneka kucingnya karena Arsyad suka sekali menarik-narik tissunya keluar.

"Arsyad mau nenen? Kalau minta nenen gimana?"
"Buu...nenen..", dengan gaya khasnya saat minta menyusu.
"Oke. Arsyad sabar dulu ya. Ibu selesaikan makan dulu. Kalau nenen dimana?"
"Kamarrr"
"Iya benar. Sabar yaa"
"saabaaarrrr", biasanya dia akan menirukan bilang sabar

Pagi ini dari Bekasi kami pulang dulu ke Mampang, Jakarta. Lalu melakukan persiapan untuk kemudian lanjut perjalanan ke Cilegon. Saat persiapan, Arsyad sedikit banyak membantu persiapan baju yang akan dibawa. Ayah bertugas menurunkan koper, Arsyad memasukkan baju ke dalam koper, dan Ibu merapikan apa yang sudah Arsyad masukkan. Bersemangat sekali.

Kegiatan sederhana seperti ini memberikan kesempatan untuk membiasakan kami untuk mengatakan tolong, terima kasih, dan maaf. Bukan hanya Arsyad yang belajar membiasakan kebiasaan baik tersebut, tapi juga Ayah dan Ibunya. Serta eyang-eyangnya yang sedang ada disekitar Arsyad.

Semoga dengan adanya family project dan menuliskan pelajaran apa yang bisa diambil hikmah dan pembelajarannya menjadikan harta tak bernilai untuk kami semua.

#Day4
#Level3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunsayIIP

Comments

Popular posts from this blog

Semua Anak adalah Bintang - Day 1

Bismillaah..  Alhamdulillah bisa sedikit meluangkan waktu untuk menulis tantangan level 7 dari kelas Bunsay. Setelah level 6 sama sekali belum bisa menulis walaupun tantangan tetap dilakukan :) Tema kali ini tentang "Semua Anak adalah Bintang" dengan kelebihannya masing-masing. Pasti berbeda walaupun dididik dari orang tua yang sama. Tinggal bagaimana masing-masing orang tua yang juga spesial bisa memberikan fasilitas kepada anak supaya dapat mengulik potensi dari masing-masing anak. Mencari momen 'AHA' saat anak matanya langsung berbinar-binar tanda excited dengan apa yang sedang dia alami atau rasakan. Saat itu pulalah orang tua dapat memanfaatkan momen dengan maksimal. Mempunyai satu anak dengan usia 2 tahun adalah saat dimana momen AHA itu sering terjadi. Kemampuan diri yang semakin meningkat, daya ingat yang semakin tajam dan kosa kata yang setiap harinya selalu bertambah membuat momen AHA ini lebih lancar dibandingkan sebelum-sebelumnya. Tapi, a...

Aliran Rasa - Semua Anak adalah Bintang

Begitu terasa rasanya ketika lebih dari 10hari membersamai anak dengan melihat apa yang membuatnya excited sekaligus menuliskan pengalaman secara rutin. Terasa begitu menyenangkan dan semakin legowo hati ini melihat tingkah polah anak. Tidak sering menyalahkan, tetapi lebih mencoba memahami apa yang sedang dia inginkan, apa yang sedang coba ia pahami dengan caranya yang selalu unik. Ketika saya, sebagai Ibunya bisa lebih bersabar dan memasrahkan semuanya kepada sang pencipta. Tidak memaksakan kehendak pribadi atas apa yang anak lakukan. Membebaskan anak selama masih dalam batas kewajaran. Menginjinkan anak mengexplore apa yang dia suka. Sebagai orang tua tentulah masih banyak yang harus dipahami dan dipelajari dalam mendidik anak. Semoga bisa terus semangat dan lebih bersabar lagi. Aamiin..

Fitrah Seksualitas : Latih Kebiasaan Sehari-hari

Penyimpangan bisa saja terjadi karena perilaku sehari-hari yang tanpa kita sadari dapat memicu perilaku yang tidak semestinya. Mungkin bagi kita hal itu tidak penting, tapi bisa jadi, untuk anak kita atau orang lain yang fitrah seksualitasnya belum berakhir dengan sempurna malah menjadi 'tanda tanya' besar untuknya kelak.  Seperti salah satu kutipan dalam presentasi "Parenting is not about the kids, It's about the parents". Anak adalah peniru ulung, maka sebagai orang tua sudah sepatutnya memberikan contoh yang terbaik untuk anaknya. Terutama dalam kebiasaan sehari-hari yang nantinya akan menjadi kebiasaannya kelak suatu hari. Saya mulai membiasakan sedari dini pada anak, saat mandi ya harus di kamar mandi, pintu tertutup. Kalo terbuka biasanya saya langsung komentar, "eh, maluuuu... gak pakai baju. Ayo ditutup pintunya."  Paling bikin deg-deg an saat ini adalah karena anak masih super nempel sama saya, padahal ini sudah 1bulan lebih di ruma...